Oleh: gusti | Desember 17, 2009

Ibu bermata satu dan anaknya

Alkisah si ibu bermata satu yang mempunyai seorang anak laki-laki.

Ketika anak laki-lakinya pergi sekolah SD, si ibu datang ke sekolah untuk melihat2 anaknya. Tapi apa yang terjadi, si anak laki-lakinya jadi malu karena diolok-olok oleh teman-teman, karena dia mempunya ibu bermata satu. Sesampai di rumah si ibu dimarahin oleh si anak. Sejak itu si ibu tidak dibolehkan ketemu orang-orang lain agar si anak tidak malu.

Setelah anaknya dewasa, si anak telah bekerja dan sukses, dan sudah berkeluarga dan mempunyai istri yang cantik dan anak2 yang lucu…. si ibu rindu ingin ketemu dengan anak dan cucunya. Sesampai di depan pintu rumah anak laki-lakinya, dia diusir oleh anaknya sendiri, seraya berkata: untuk apa kamu datang kesini orang tua bermata satu, kamu telah menakutkan anak-anakku, kata si anak. Akhirnya, si ibu pulang dengan bersedih hati. Dia akhirnya hanya melihat cucu2nya di depan pagar, lalu perlu.

Sekian lama waktu berlalu, si ibu akhirnya sakit dan sepertinya tidak akan lama lagi umurnya. Dia memberi tahukan berita ini kepada anak laki-lakinya itu, bahwasanya dia sedang sakit parah. Tapi, si anak laki2 tetap tidak mau ketemu ibunya. Ajalnya pun menjemputnya.

Selang beberapa waktu, si istri dari si anak laki2 bertanya ke suaminya: mengapa kamu tidak datang ke rumah ibumu?
Dia menjawab: saya sedang sibuk. Tapi akhirnya, dia dibujuk oleh istrinya, agar pergi ke rumah ibunya tersebut sekali saja karena ibunya sudah tiada.

Akhirnya si anak laki2 pergilah ke rumah almarhum ibunya, dia masuk ke rumah yang telah lama dia tinggalkannya, dan ada secarik kertas yang ditinggalkan oleh ibunya berisi: “anakku, aku sangat bahagia melihatmu dari kecil, sampai dewasa dan mlenjadi sukses sekarang ini. ketahuilah nak, bahwasanya kamu kecil hanya mempunyai mata satu, aku telah merelakan mata yang satu lagi diberikan kepadamu, agar kamu bisa hidup bahagia nantinya”.

Si anak akhirnya, menanggis sijadi-jadinya: oh..ibu………….maafkan aku selama ini.

—————-renungan—————————-:

Kawan, kita terkadang tidak begitu memahami masa lampau atau kejadian yang menimpa kita.. Namun kita sangat enak sekali menyalahkan orang atau mencari kambing hitam atas ketidaksempurnaan dan kesalahan yang kita perbuat.

Islam mengajarkan kita untuk selalu berprasangka baik, dan juga sabar.. Dan manusia adalah tempatnya salah dan lupa.  Jadi, kenapa kita mesti malu mengakui kelemahan kita??  toh sebenarnya kehinaan kita jauh lebih buruk dari yang orang sangkakan bukan? hanya saja Allah masih sayang sama kita… Allah masih menutupi kehinaan kita tersebut.. Dan kita juga tak perlu menghinakan orang lain dengan kata-kata kita.. karena sebenarnya kita lebih hina… dan mungkin orang-orang tidak tahu..

Berbaiksangkalah kawan.. karena hanya dengan berpikir positif dan baik, maka mudha2an segala urusan kita dimudahkan oleh Allah Subhanahu wata’alaa…


Tanggapan

  1. terharu, sedih
    saya tidak pernah menangis, tapi kalo mendengar “ibu tersakiti” tak terasa pipi saya basah juga,,,,,
    good pelajaran buat saya


Tinggalkan komentar

Kategori